![]() |
Perjuangan Seorang Ibu |
Sahabat, sekarang kita akan mencoba membicarakan tentang kasih sayang ibu,
orang yang melahirkan kita yang sangat pantas dan sepantasnya kita sayangi. Tapi sering tidak, kita berantem dan punya
masalah sama ibu kita? Yap, banyak di antara kita yang sering berantem dan
bermasalah sama ibundanya. Kenapa? Karena ga nyambung, betul nggak? Nah,
sekarang supaya nyambung mari kita perhatikan sebuah kisah yang sangat menarik
untuk kamu simak.
"Suatu ketika
ada salah seorang sahabat yang ingin membalas kebaikan ibundanya. Kemudian dia
menggendong ibunya pergi jahi jaraknya sampai 9,6 km. Ketika ibundanya bergerak
sedikit saja, lukalah kulitnya. Tapi dia katakan, "Aku Ikhlas untuk
ibundaku". Dia berjalan di bawah terik sinar mentari padang pasir hingga
tiba di Ka'bah. Bahkan ketika thawaf pun, terus digendongnya ibunya penuh
dengan kasih sayang. Meskipun luka, dia ikhlas karena inilah yang bisa
dilakukan untuk ibundanya.
Kemudian dia
bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, ak telah menggendong ibuku
dari rumah sejauh 9,6 km dan aku ajak berthawaf dan berhaji. Apakah aku sudah
bisa membalas jasa ibundaku? Rasulullah menjawab, "belum cukup".
Bayangkan, sahabat
nabi yang sudah menggendong ibunya sejauh 9,6 km untuk berhaji saja tidak cukup
membalas semua yang pernah dilakukan ibunya. Lantas bagaimana dengan kita? apa
yang telah kita lakukan untuk membalas semua kebaikan ibunda kita? Kalaupun
kamu mengikuti jejak sahabat nabi yang
menggendong Ibundanya pergi haji, itu pun belum cukup membalas kebaikan ibumu.
Suatu ketika Nabi
Muhammad saw bertanya kepada para sahabatnya, "Maukah kalian aku beri tahu
dosa yang paling besar? para sahabat menjawab, "tentu saja, ya
Rasulullah!" Rasul menjawab "yaitu mempersekutukan Allah dan berani
kepada orangtua". Sekarang bayangkan, bukankah ibunda mu yang dulu
mengandungmu selama sembilan bulan dan kemudian melahirkanmu dengan susah
payah? Bukankah Ibundamu yang mengajarimu berjalan sehingga saat ini kamu bisa
melangkah kemana pun kamu mau pergi? Bukankah ibundamu yang mengajarimu pandai
berbicara sehingga saat ini kamu pandai berbicara apa pun yang ingin kamu
katakan? Sekarang, setelah kamu remaja, apa yang kamu lakukan kepada ibumu?
Sudah berapa lama sepanjang hidupmu berani melawan orangtuamu? Berapa sering
sepanjang hidupmu membentak ibumu? Berapa banyak kata-kata kasar keluar dari
mulutmu kepadanya? Sudah berapa lama kamu hanya bisa membuat air mata ibumu
menetes gara-gara kelakuanmu?
Bayangkan,
seandainya ibundamu meninggal dunia, apa yang kamu rasakan? Bukankah kamu
merasa sedih? Kemudian, kamu akan rindu ibundamu, bukan? Apa yang kamu rindukan
dari ibundamu? Tulang dan dagingnya kah, atau sifat kasih sayangnya? Bukankah
kamu merindukan sifat kasih sayangnya? Mengapa kamu merindukan sifat kasih
sayangnya? Baca dengan menyebut nama Tuhanmu! Siapakah yang meniupkan sifat
kasih sayang dalam hati ibumu? Siapa Yang Maha Pengasih Penyayang itu? Siapakah
yang kamu rindukan sesungguhnya? Dialah Allah Ar-Rahman Ar-Rahim yang telah
meniupkan sifat kasih sayang pada hati ibumu yang sesungguhnya kamu rindukan.
Tapi sudah berapa lama kamu abaikan sifat kasih sayang ibundamu? Siapakah yang
kamu rindukan sesungguhnya?
Sekarang mari kita meminta ampun kepada Allah dan mendoakan ibunda kita. "Ya Allah yang maha Pengampun,
ampunilah semua dosa kami yang telah mengabaikan sifat kasih sayang yang telah
Engkau tiupkan ke dalam hati ibundaku. Ya Allah yang Maha Pengasih dan
Penyayang. berikan kasih sayang Mu kepada ibundaku sebagaimana ibundaku telah
mengasihi dan menyayangiku semenjak kecil, Amin"
Teman, betapa kasih
sayang Allah terpancar melalui ibundamu. Kasih sayang yang ibundamu berikan
kepadamu itu adalah kasih sayang Allah. Mulai saat ini, jangan pernah kamu
abaikan kasih sayang ibundamu. jangan lagi kamu membentak ibundamu karena kasih
sayang beliau adalah kasih sayang Allah Raja Langit dan Bumi kepadamu.
Sumber: Ridwan
Mukri, ESQ Kurma: kisah untuk remaja, (Bandung: Dar Mizan, 2007) Foto:loveindonesia.okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar