![]() |
ilustrasi pict ttp://stikes-bali.ac.id/ |
Semua orang pasti
pernah mengalami sakit, entang itu sakit ringan maupun sakit yang cukup serius,
hal ini memang sudah manusiawi. Karena sebagai manusia biasa, dengan seiring
berjalannya waktu tentu akan mengalami penurunan kondisi fisik yang disebabkan
oleh banyak faktor, sehingga penurunan tersebut menyebabkan seseorang menjadi
sakit.
Dibalik penyakit
yang kita alami, tentu mengandung hikmah yang sangat berharga bagi si penderita
khususnya dan bagi orang lain pada umumnya. Allah SWT pasti menyimpan hikmah di
balik setiap sakit yang kita alami. Allah SWT menakdirkan kita untuk sakit,
pasti ada alasan tersendiri yang menjadi penyebab semua itu. Tidak mungkin
Allah SWT melakukan sesuatu tanpa sebab yang mendahuluinya atau tanpa hikmah di
balik itu semua . Oleh karena itu, sebaiknya kita untuk selalu menerima, ikhlas
dan bersabar atas apa yang dikaruniakan oleh-Nya kepada kita, termasuk
dikaruniai penyakit.
Allah SWT
menegaskan bahwa Dia akan menguji setiap orang yang mengaku beriman, “Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah
beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji
orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang
yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (QS.
Al-Ankabuut: 2-3)
Semua ujian yang
diberikan-Nya semata-mata hanya agar hamba-Nya menjadi lebih baik di
hadapanNya. Rasulullah shallallahu ’alayhi wasallam bersabda : "Barangsiapa dikehendaki baik oleh Allah, maka Dia akan
menguji dan menimpakan musibah kepadanya". (HR. Bukhari).
Dari Anas ibn
Malik radhiyallahu ’anhu diriwayatkan bahwa ia menceritakan : Rasulullah
shallallahu ’alayhi wasallam bersabda :
"Sesungguhnya pahala yang besar
didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Kalau Allah mencintai seseorang,
pasti Allah akan memberikan cobaan kepadanya. Barangsiapa yang ridha menerima
cobaanNya, maka ia akan menerima keridhaan Allah. Dan barangsiapa yang kecewa
menerimanya, niscaya ia akan menerima kermurkaan Allah". (HR. Tirmidzi)
#Sakit Sebagai Penebus Dosa dan Kesalahan
Sakit merupakan
penebus berbagai dosa dan menghapuskan segala kesalahan, sehingga sakit menjadi
sebagai balasan keburukan dari apa yang dilakukan hamba, lalu dihapus dari
catatan amalnya hingga menjadi ringan dari dosa-dosa. Hal itu berdasarkan
dalil-dalil yang sangat banyak, di antaranya hadits Jabir bin Abdullah r.a.
sesungguhnya ia mendengar Rasulullah Saw bersabda:
“Tidaklah sakit seorang mukmin,
laki-laki dan perempuan, dan tidaklah pula dengan seorang muslim, laki-laki dan
perempuan, melainkan Allah Swt menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan hal
itu, sebagaimana bergugurannya dedaunan dari pohon.” (HR. Ahmad, 3/346).
Sebagian orang
menduga bahwa keutamaan dan pahala yang terdapat dalam hadits tersebut dan yang
semisalnya, hanya diperuntukkan bagi orang yang menderita sakit berat atau
sakit parah, atau yang tidak bisa diharapkan lagi kesembuhannya saja, padahal
sebenarnya berbeda dengan dugaan ini, karena seorang hamba akan mendapat pahala
dari musibah yang menimpanya, sekalipun hanya sakit ringan, selama ia tetap
sabar dan selalu meminta pahala.
Tidak disangsikan lagi bahwa setiap
kali musibahnya lebih besar dan sakitnya sangat berat, maka akan bertambahlah
pahalanya, akan tetapi sakit ringan juga tetap akan mendapat pahala.
#Sakit akan Mengangkat Derajat dan Menambah Kebaikan
Sesungguhnya sakit
akan mengangkat derajat dan menambah kebaikan. Dalil-dalil tentang hal itu
diantaranya hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkatasesungguhnya aku
mendengar Rasulullah Saw bersabda:
"Tidak ada seorang muslimpun yang
tertusuk duri, atau yang lebih dari itu, melainkan ditulis untuknya satu
derajat dan dihapus darinya satu kesalahan" (HR. Muslim no. 2572).
Maka jelaslah dari
penjelasan nash-nash ini bahwa disamping menghapuskan kesalahan, juga diperoleh
peningkatan derajat dan tambahan kebaikan. Imam an-Nawawi rahimahullah
memberikan komentar atas hadits di atas, bahwa terdapat kabar gembira yang
besar bagi kaum muslimin, bahwa tidak berkurang sedikitpun dari diri mereka,
dan di dalamnya dijelaskan tentang penebus berbagai kesalahan dengan segala
penyakit, segala musibah dunia dan duka citanya, sekalipun kesusahan itu
hanyalah sedikit. Dan di dalamnya dijelaskan pula tentang pengangkatan derajat
dengan perkara-perkara ini dan tambahan kebaikan (Syarh an-Nawawi atas Shahih
Muslim 16/193).
#Sakit Merupakan Sebab untuk Mencapai Kedudukan yang Tinggi
Hal itu
diindikasikan oleh hadits Abu Hurairah r.a. ia berkata, Rasulullah Saw
bersabda:
"Sesungguhnya seseorang akan
memperoleh kedudukan di sisi Allah Swt, ia tidaklah memperolehnya dengan
amalan, Allah Swt senantiasa terus mengujinya dengan sesuatu yang tidak
disukainya, hingga ia memperolehnya" (HR. Al-Hakim dan ia menshahihkannya
1/495).
#Sakit Merupakan Bukti bahwa Allah SWT Menghendaki Kebaikan Terhadap Hamba-Nya
Hal itu
ditunjukkan oleh bebreapa hadits-hadits berikut ini :
·
Hadits Shuhaib bin
Sinan r.a, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda:
“Sungguh
mengagumkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua perkaranya menjadi
kebaikan, dan hal itu tidak pernah terjadi kecuali bagi seorang mukmin: jika ia
mendapat kesenangan, ia bersyukur, maka hal itu menjadi kebaikan baginya, dan
jika ia mendapatkan musibah, ia bersabar, maka itu menjadi kebaikan baginya”
(HR. Muslim no. 2999).
·
Hadits Abu
Hurairah r.a. ia berkata, Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa
yang Allah SWT menghendaki kebaikan dengannya, niscaya Dia menimpakan musibah
kepadanya” (HR. al-Bukhari No.5645).
·
Hadits Anas bin
Malik r.a. dari Nabi Saw, beliau bersabda:
“Sesungguhnya
besarnya balasan disertai besarnya cobaan, dan sesungguhnya apabila Allah Swt
mencintai suatu kaum, Dia mencoba mereka, barangsiapa yang ridha maka untuknya
keridhaan dan barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan” (HR. at-Tirmidzi
no. 5645).
#Sakit Membawa Manusia kepada Muhasabah (Introspeksi Diri)
Sesungguhnya sakit
membawa kepada muhasabah (introspeksi diri) dan tidak sakit membuat orang
terperdaya. Hukum ini berdasarkan kebiasaan, pengalaman dan realita.
Sesungguhnya apabila seseorang menderita sakit, ia akan kembali kepada
Rabb-nya, kembali kepada petunjuk-Nya, dan memulai untuk melakukan intropeksi
terhadap dirinya sendiri atas segala kekurangan dalam ketaatan, dan menyesali
tenggelamnya dia dalam nafsu syahwat, perbuatan haram serta penyebab-penyebab
yang mengarah kepadanya.
Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
Musibah yang engkau terima dengannya
terhadap Allah SWT lebih baik bagimu daripada nikmat yang membuatmu lupa untuk
berdzikir kepada-Nya. (Tasliyatu ahli al-Masha`ib).
#Sakit menjadi Penyebab Kembalinya Hamba kepada Rabb-Nya
Bagian ini
merupakan pelengkap bagian sebelumnya, cobaan merupakan penyebab kembalinya
hamba kepada Rabb mereka, yaitu pada saat Dia menghendaki kebaikan terhadap
mereka. Karena inilah, Allah Swt berfirman:
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَآ إِلَى
أُمَمٍ مِّن قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُم بِالْبَأْسَآءِ وَالضَرَّآءِ لَعَلَّهُمْ
يَتَضَرَّعُونَ
Artinya :
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus
(rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka
dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon
(kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS. Al-An’aam: 42)
Dan Allah Swt berfirman:
وَبَلَوْنَاهُم بِالْحَسَنَاتِ
وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Artinya :
Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang
baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada
kebenaran). (QS. Al-A’raaf: 168)
#Sesungguhnya Sakit itu Memperbaiki Hati
Al-‘Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
Hati dan ruh mengambil manfaat dengan
penyakit dan penderitaan, yang tidak bisa dirasakan kecuali oleh orang yang
memiliki kehidupan, sehingga kesehatan hati dan ruh digantungkan atas
penderitaan badan dan tekanannya (Syifa`ul ‘alil 524).
Beliau juga mengatakan,
“Sebagaimana yang telah diketahui, sesungguhnya jika bukan karena berbagai
cobaan dunia dan musibahnya, niscaya hamba mendapatkan berbagai penyakit
sombong, bangga diri, dan keras hati, yang menjadi penyebab kebinasaannya, baik
yang cepat (di dunia) maupun yang tertunda (di akhirat)".
Maka kalau bukan karena Allah SWT
mengobati hamba-hamba-Nya dengan berbagai obat cobaan dan ujian, niscaya mereka
akan berbuat zalim dan melampuai batas. Dan apabila Allah Swt menghendaki
kebaikan kepada hamba-Nya, Dia menuangi obat dari cobaan dan ujian menurut
kadar kondisinya, dan mengosongkan dengannya dari penyakit-penyakit yang
membinasakan, sehingga apabila Dia telah membersihkannya, Dia menempatkannya
untuk martabat paling mulia di dunia, yaitu penghambaan, dan pahala tertinggi
di akhirat, yaitu melihat-Nya dan dekat dengan-Nya. (Syaifaul Ghalil hal. 524).
#Sesungguhnya Sakit Mengingatkan Hamba Terhadap Nikmat Sehat
Terkadang
seseorang akan terlena dengan kesehatan dalam waktu yang panjang, sehingga ia
melupakan bertafakkur tentang kebesaran nikmat ini dan lalai dari bersyukur
kepada Allah Swt. Maka ia dicoba dengan sakit, sehingga mengenal kadar yang
besar tersebut, karena sakit membuatnya tidak bisa memperoleh kepentingan agama
dan dunia, karena itulah, Nabi Saw bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ
فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَاْلفَرَاغُ
Artinya :
Dua nikmat yang membuat manusia banyak terperdaya olehnya: nikmat sehat dan waktu luang. (HR. al-Bukhari No.6412)
Dua nikmat yang membuat manusia banyak terperdaya olehnya: nikmat sehat dan waktu luang. (HR. al-Bukhari No.6412)
Terkadang manusia
mendapat kesempatan, akan tetapi ia tidak bisa memanfaatkannya karena
disibukkan oleh sakitnya. Nikmat adalah kesempatan yang tidak sempurna kecuali
disertai oleh adanya kesehatan. Maka akan diperoleh rasa bersyukur terhadap
kesehatan yang disebabkan oleh ingatan pada saat sakit karena besarnya
kenikmatan tersebut.
Itulah beberapa Hikmah dan Makna Sakit dalam Pandangan Islam. Dengan
mengatahui hikmah dan makna sakit yang sebenarnya sebagaimana telah dipaparkan
diatas, semoga kita lebih bijak lagi dalam menghadapi cobaan penyakit.
Sumber Referensi
http://www.blogkhususdoa.com/2015/05/hikmah-dan-makna-sakit-dalam-pandangan-islam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar